Home

Sabtu, 20 Maret 2010

Coraline (2009)

Coraline Jones (Dakota Fanning) memang adalah tipe bocah kecil yang punya rasa ingin tahu sangat besar. Ia tak menyadari bahwa suatu saat nanti rasa ingin tahu itu bisa membuatnya terlibat masalah besar. Dan itu benar terjadi ketika keluarga Coraline pindah ke Oregon.

Kepindahan ini membuat Coraline merasa terasing. Ibu dan ayahnya seolah sibuk dengan aktivitas baru mereka dan tak lagi terlalu perduli dengan Coraline. Bosan, Coraline kemudian mencoba bersosialisasi dengan para tetangganya. Sayangnya ini pun tak berhasil membuat Coraline merasa senang. Coraline yakin bahwa hidupnya tak akan lagi menyenangkan seperti saat ia masih tinggal di Michigan dulu.

Namun itu semua segera berubah ketika Coraline menemukan sebuah pintu rahasia yang ternyata menuju sebuah dunia paralel. Di dunia ini, semuanya terlihat sama dengan dunia Coraline, hanya saja semuanya terlihat jauh lebih menyenangkan. Semua orang terlihat sangat perhatian dan ramah kepada Coraline dan membuatnya betah. Bahkan kedua orang tua Coraline pun terlihat lebih fun.

Tapi semua itu ada harganya. Mereka yang tinggal di 'dunia lain' ini tak menghendaki Coraline kembali ke dunia asalnya dan kini Coraline harus berusaha sendiri untuk membebaskan diri dari dunia paralel ini.
Read More

The Secret of Kells (2009)

Brendan (Evan McGuire) mungkin baru berusia dua belas tahun namun bocah yang satu ini punya minat yang tergolong unik untuk anak seusianya. Brendan gemar menulis dan ternyata minatnya yang satu ini pula yang nantinya akan menyelamatkan masa depan kaumnya.

Abbot Cellach (Brendan Gleeson), paman Brendan, sebenarnya adalah seorang penulis juga namun karena munculnya ancaman serangan bangsa Viking, Abbot lantas meninggalkan minatnya ini dan mendedikasikan hidupnya untuk membangun sebuah tembok yang akan melindungi kaum mereka dari serangan bangsa Viking. Abbot berharap Brendan bisa membantunya menuntaskan pembangunan tembok ini sebelum serangan bangsa Viking benar-benar terjadi.

Sayangnya, keinginan Abbot ini tak disambut oleh Brendan yang ternyata lebih tertarik pada seni menulis. Tak tanggung-tanggung, Brendan berniat untuk menuntaskan penulisan Book of Kells (manuskrip Latin yang berisi empat Gospel dari Perjanjian Baru) namun pekerjaan ini jelas bukanlah pekerjaan mudah karena cobaan akan selalu berdatangan dan tak semua orang bisa menuntaskan pekerjaan sakral ini.
Read More

Astro Boy (2009)

Berlatar masa depan kota Metro, Astro Boy adalah robot muda dengan kekuatan luar biasa ciptaan ilmuwan brilian. Berkekuatan energy ‘biru’, Astro Boy memiliki kekuatan, penglihatan x-ray, kecepatan luar biasa dan kemampuan untuk terbang. Berusaha untuk diterima, Astro Boy mempelajari kegembiraan dan emosi manusia, berusaha mencapai tujuannya. Menyadari bahwa keluarga dan teman-temannya dalam bahaya, Astro Boy menyusun kekuatan dan kembali ke kota Metro untuk menyelamatkan semua yang ia sayangi serta mengetahui arti menjadi pahlawan.


Read More

9 (2009)


Satu film animasi lagi hadir mencoba menjadi tontonan wajib. Judul film tersebut singkat saja, 9, yang menceritakan sebuah perjuangan boneka kain melawan mesin. Kedudukan manusia sebagai penghuni bumi telah punah dan diambil alih oleh mesin yang menjadi penguasa dunia. Para mesin itu mencari para boneka kain untuk dimusnahkan. Saat boneka kain yang bernama 9 itu sedang mencari persembunyian, ia bertemu dengan kelompok boneka kain lainnya yang dipimpin oleh 1. Merasa bernasib sama, akhirnya 9 memutuskan untuk memimpin kelompok boneka yang terdiri dari 2 si veteran perang, 3 si penemu, 4 si boneka kembar, si insinyur 5, si seniman 6, dan 7 si pejuang hebat. Dibawah pimpinan 9, mereka berjuang untuk melawan para mesin penghancur tersebut.

Film ini sebenarnya sebuah film pendek berdurasi 11 menit yang dibuat oleh Shane Acker untuk tugas akhirnya ketika kuliah di UCLA. Ternyata produser ternama yang terkenal lewat film-film dongeng, Tim Burton tertarik dengan film tersebut untuk mengubahnya menjadi film panjang, lantaran juga karena film pendek tersebut sempat menjadi nominasi Best Animated Short Oscar pada 2005.

Tidak tanggung-tanggung untuk pengisian suara dalam pada masing-masing karakter ditampilkan para aktor dunia. Sebut saja seperti 9 yang diisi oleh Elijah Wood, 1 oleh Christopher Plummer, 2 oleh Martin Landau, 5 oleh John C. Reilly, 6 oleh Crispin Glover, 7 oleh Jennifer Connelly, dan 8 oleh Fred Tatasciore.

Elijah Wood sebagai pemimpin dalam cerita tersebut pun menjadikan film yang didistribusikan oleh Focus Features ini sebagai film yang menyenangkan. Pasalnya dirinya tidak perlu melakukan berbagai adegan yang melelahkan seperti film-film yang pernah ia mainkan. Ia cukup duduk manis dengan sebuah mic didepannya sambil membaca naskah. Menurutnya karakter yang ia perankan mempunyai kesamaan dengan karakternya di film Lord of The Rings. Keduanya sama-sama sebuah karakter lugu yang tiba-tiba harus menerima tanggung jawab.

Ada yang unik dalam perilisan film berdurasi 79 menit ini. Tepatnya ditanggal 9-9-2009, sebuah tanggal yang unik film ini dirilis di USA. Dan sebagai film yang meraup US$ 23 juta hingga pekan kedua pemutarannya, film ini patut Anda nantikan kehadirannya di bioskop Indonesia.
Read More

The Smurfs (2011)


Pasti kamu tau dong kartun klasik tahun 80-an yang khas dengan warna biru dan tinggal di Smurf Village? Yup yuupp..kamu boleh girang karena akhirnya kita bisa kembali menikmati our little friend di layar bioskop! The Smurf Movie yang diproduseri Kerner Entertainment dan didistribusikan oleh Columbia Pictures dan Sony Pictures Animation rencananya akan tayang di bioskop mulai 29 Juli 2011.

Fyi, kemunculan The Smurfs Movie ini udah mengalami kemunduran jadwal sebanyak 3 kali lho! Awalnya, akan release 28 November 2008 bertepatan dengan 50th anniversary of the Smurfs. Kemudian mundur ke tanggal 17 Desember 2010, dan akhirnya-mundur-lagi, dan final release di USA tanggal 29 Juli 2011. Hmm.. walaupun Smurf kartun jaman dulu, tapi tetap memakai teknologi canggih lho. Selain versi 2D (standard), The Smurfs Movie bakal ada dalam versi 3D (glasses) nya juga.
Disutradarai Raja Gosnell, The Smurfs Movie BUKAN sekuel dari film-film Smurfs sebelumnya; Les Aventures des Schtroumpfs dan The Smurfs and the Magic Flute. The Smurfs Movie will be starting from another storyline. Mau tau ceritanya tentang apa? “Sophie and her brother Sam discover that the doll their father brought home from Belgium is actually a living and breathing smurf. It's not just any smurf, Its Clumsy Smurf!”.

Seruuu..! Nggak cuma ceritanya aja yang bakalan seru, pengisi suaranya pun seru-seru. Katy Perry dikabarkan mengisi suara sebagai Smurfette, Alan Cumming sebagai Gutsy Smurf, dan George Lopez mengisi suara Grouchy Smurf. And heeey, don’t forget to say hello to Papa Smurf too.. ^^
Read More

The Princess and the Frog (2009)


The Princess and The Frog - Kisah tentang seorang putri mencium seekor katak, yang berubah menjadi seorang pangeran, memang sudah biasa. Tapi di film The Princess and The Frog, sang putri justru ikut berubah menjadi seekor katak.

Tiana (Anika Noni Rose) adalah seorang gadis berkulit hitam yang pekerja keras. Sejak kecil dirinya tumbuh bersama Charlotte (Jinnefer Cody), seorang anak kaya raya yang kerap mendapatkan seluruh keinginannya dari sang ayah.

Dongeng tentang putri mencium katak pun menjadi salah satu penghias hidup mereka.

Tapi, Tiana berasal dari keluarga tak mampu. Hanya cinta dari sang ayah dan ibu, serta impian untuk membuka restoran sendiri, membuat Tiana tak patah arang.

Untuk mewujudkan cita-citanya, Tiana mengumpulkan uang dengan bekerja ganda sebagai pelayan.

Suatu ketika, Pangeran Naveen (Bruno Campos) berkunjung ke New Orleans. Meski berstatus pangeran, tapi Naveen pemalas dan hanya tahu bersenang-senang lewat musik.

Alhasil, orangtuanya memutuskan untuk menghentikan semua tunjangan hidupnya.

Kini, hanya ada dua pilihan yang dihadapi. Menikah dengan seorang wanita kaya raya atau bekerja.

Di New Orleans, Naveen bertemu pria jahat bernama Dr.Facilier (Keith David). Tipu muslihat mengubah Pangeran Naveen menjadi seekor katak, sementara dengan darah sang pangeran, pelayan Naveen, James (Terrence Howard), justru berubah menjadi Pangeran.

Tujuan Facilier cuma satu, yakni menipu Charlotte serta ayahnya 'Big Daddy' La Bouff (John Goodman) yang sangat kaya raya.

Saat pesta kostum, si katak alias Pangeran Naveen mengira bahwa Tiana adalah seorang putri sejati.

Naveen percaya, jika ia dicium oleh seorang putri, maka ia akan kembali menjadi manusia. Karena itu, ia membujuk Tiana untuk menciumnya.

Tapi ada daya, bukan Naveen menjelma menjadi manusia, ciuman itu malah membuat Tiana ikut-ikutan berubah menjadi seekor katak. Mau tak mau keduanya berusaha mencari cara untuk kembali menjadi manusia.

Uniknya, saat berwujud katak, keduanya menjalin persahabatan dengan Ray si kunang-kunang, serta seekor buaya yang gila Jazz, Louis (Michael-Leon Wooley).

Sederet pengalaman dialami Naveen. Kini ia harus memilih, mendapatkan ciuman dari Charlotte sang putri untuk kembali ke wujud semula atau tetap menjadi katak bersama Tiana.

Jawabnya, tentu saja harus Anda saksikan di bioskop-bioskop kesayangan mulai 6 Januari 2010 nanti. Yang pasti, film ini cukup menghibur baik anak-anak maupun orangtua. Pesan moral yang hendak disampaikan juga cukup mengena.
Read More

Planet 51 (2009)

Planet 51 adalah sebuah planet yang keadaannya mirip dengan bumi di tahun 50-an. Yang membedakan adalah bahwa penghuni planet ini berwarna hijau dan memiliki antena di atas kepala mereka. Penghuni planet ini hidup wajar layaknya manusia di bumi, kecuali kenyataan bahwa mereka sangat paranoid tentang masalah makhluk dari planet lain.

Suatu ketika, Kapten Charles Baker (Dwayne Johnson), seorang astronot dari bumi, terpaksa mendaratkan pesawat ruang angkasanya di planet 51 ini. Kedatangannya jelas memicu panik para penghuni planet ini yang mengira Kapten Charles adalah bagian pasukan dari planet asing yang akan menyerbu planet 51.

Suasana yang tak menguntungkan ini memaksa Kapten Charles untuk berusaha meninggalkan planet unik ini sebelum ia berakhir sebagai bagian dari museum yang berisi para pendatang dari planet lain. Hanya dengan bantuan Rover, robot yang dibawanya dari bumi, dan Lem (Justin Long), penghuni planet 51 yang bersahabat, Kapten Charles berusaha melarikan diri sebelum ia berakhir seperti para pendatang sebelumnya.

Walaupun mungkin PLANET 51 ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan film DISTRICT 9 namun ada kesamaan yang mencolok di antara kedua film bertema fiksi ilmiah ini. Keduanya sama-sama berusaha membalikkan pakem yang ada dalam film fiksi ilmiah selama ini. Bila dalam DISTRICT 9 digambarkan kalau alien yang datang ke bumi justru adalah pengungsi yang mencari perlindungan, dalam PLANET 51 ini digambarkan manusia sebagai pendatang asing di planet lain.

Ide ini cukup menarik lantaran kebanyakan dari kita sudah terlalu sering dijejali dengan cerita soal datangnya makhluk asing dari planet lain yang datang untuk menguasai bumi. Bahkan dalam penuangannya pun tiga sutradara, Jorge Blanco, Javier Adad, Marcos Martinez mengambil pendekatan parodi dari kondisi Amerika di tahun 1950-an. Saat itu kebanyakan warga Amerika memang sedang dilanda paranoid akan datangnya alien dari planet lain dan itulah yang ditampilkan dalam film animasi produksi Spanyol ini.

Para konseptor sekaligus animator film ini juga cukup jeli dalam menggabungkan arsitektur rumah ala Amerika di tahun 1950-an dengan sentuhan teknologi modern yang membuatnya jadi menarik. Sayangnya sisi menarik dari PLANET 51 ini harus berakhir di sini. Selebihnya memang tak banyak yang bisa membuat lidah berdecak kagum.

Para pengisi suara sepertinya tak punya cukup ruang untuk mengeksplorasi kekuatan mereka karena naskah yang memang terlalu sempit. Karakter Charles Baker yang diperankan oleh Dwayne Johnson yang seharusnya jadi tokoh utama juga terasa kurang menonjol di antara karakter yang lain sementara Jessica Biel dan Gary Oldman sepertinya juga tak bisa berbuat banyak. Satu-satunya karakter yang paling menarik dalam PLANET 51 ini justru adalah Rover yang disuarakan oleh Justin Long.
Read More

How to Train Your Dragon (2010)

Menjadi seorang Viking artinya harus mampu menangkap naga dan melatihnya agar bisa dijadikan binatang peliharaan. Itulah adat yang berlaku di desa Hiccup (Jay Baruchel). Sayangnya, Hiccup bukanlah tipe anak yang 'beringas' seperti kebanyakan anak-anak Viking. Hiccup adalah anak yang cerdas dan punya selera humor yang tinggi.

Ini jadi sedikit masalah buat Hiccup karena kepandaian dan selera humor bukanlah yang diharapkan sang kepala suku. Apalagi jika sang kepala suku adalah ayah Hiccup sendiri. Stoick (Gerard Butler) berharap Hiccup bisa menjadi seorang pejuang Viking yang tangguh dan suatu hari nanti menggantikannya menjadi kepala suku yang disegani.

Tak ada pilihan lain selain mengikutkan Hiccup ke dalam acara pelatihan naga agar Hiccup belajar menjadi seorang pria dalam definisi Viking. Sayangnya, ketika bertemu naga, Hiccup justru malah mengadakan pendekatan baru dan meninggalkan cara-cara tradisional Viking. Hiccup memilih berteman dengan sang naga dan berusaha meyakinkan seluruh suku bahwa mereka tak perlu menjadi bangsa pembantai naga dan naga bisa menjadi teman baik manusia jika manusia berusaha mengadakan pendekatan.
Read More

Fantastic Mr Fox (2009)

Sebelum film ini dirilis sempat timbul kekhawatiran bahkan di kalangan para kritikus dikarenakan sutradara Wes Anderson dikenal sebagai pribadi yang memiliki cara penyutradaraan yang nyentrik (walaupun saya pribadi belum pernah menonton film-film garapannya sebelum ini). Para kritikus takut bahwa visi nyentrik Wes Anderson tidak bisa menghidupkan buku anak-anak karangan Roald Dahl ini. Kekhawatiran tersebut tak terbukti. Fantastic Mr Fox memang tidak seberapa sukses di Box Office tetapi film ini menuai pujian kritikus, bahkan masuk pada deretan nominasi film animasi terbaik Academy Awards 2009.

Setelah sebuah kecelakaan yang menyebabkan mereka hampir terbunuh, Felicity Fox meminta suaminya: Mr Fox untuk berhenti melakukan aksinya mencuri burung dan ayam. Mr Fox pun berubah haluan menjadi seorang penulis kolom koran. Perubahan yang tidak sesuai hukum alamnya ini membuat Mr Fox merasakan bahwa hidupnya tidak lengkap. Ia ingin merasakan kembali hidupnya yang dulu, dan kesempatan itu datang secara tak disangka-sangka ketika ia membeli sebuah rumah di atas pohon besar. Rumah baru mereka itu rupanya berada dekat dengan peternakan tiga peternak / petani paling kejam di wilayah itu: Bean, Boggis, dan Bunce. Operasi demi operasi pencurian yang dilakukan oleh Mr Fox semula berjalan dengan lancar sampai saat ketiga petani itu menyadari bahwa peternakan mereka tengah diserbu rubah. Dengan geram, ketiganya melancarkan serangan balik besar-besaran ke rumah Mr Fox. Bagaimana cara Mr Fox dan keluarganya meloloskan diri dari kemarahan para petani?

Fantastic Mr Fox merupakan sebuah animasi yang rasanya lebih ditujukan kepada orang dewasa. Saya rasa anak-anak sulit menangkap perbandingan status sosial yang disampaikan oleh Wes Anderson dengan cerdik. Bean, Boggis, dan Bunce merepresentasikan kaum berduit, sementara Mr Fox dan para binatang lain tentunya representasi dari mereka yang kurang berada. Belum lagi ditambah dengan dialog-dialog dalam film ini yang bisa membuat para orang dewasa terpingkal tetapi anak-anak bengong. Dalam waktu tayang 87 menit, Wes Anderson berani ambil resiko mengangkat cukup banyak isu dalam film ini: mulai dari pesan ekologi, hubungan keluarga (suami-istri dan ayah-anak), hubungan persahabatan, sampai pencarian jati diri. Apabila sang sutradara tidak kompeten, mudah sekali sebuah film akan hancur sebagai film yang kebingungan akan eksistensinya sendiri. Untungnya Wes Anderson mampu menyorot semua sisi itu secara berimbang. Saat ending dan nama para pemain bergulir pun saya merasa puas karena telah menonton sebuah film yang lengkap dan menyeluruh menjangkau tema yang ia angkat.

Pengisi suara dalam film ini semua mampu menjiwai karakter mereka dengan baik; terutama dua aktor utamanya: George Clooney pas sekali mengisi suara Mr Fox yang layaknya seorang penipu berkelas. Sebagai pasangannya, Meryl Streep pun mengimbangi sebagai Felicity yang sudah kapok dengan dunia kriminal dan hanya ingin hidup tenang sebagai ibu rubah rumah tangga biasa. Untuk karakter pendukung, yang mencuri perhatianku adalah Rat si tikus yang suaranya diisi Willem Dafoe (sama sekali tidak sadar pas nonton!).

So my verdict is… Fantastic Mr Fox menambah satu lagi deretan film berkualitas di genre stop-action (dan deretan film animasi berkualitas di tahun 2009). Sebuah film yang memiliki sinematografi menawan dan dishoot dari sudut-sudut yang unik, deretan pengisi suara yang kompak dan kompeten, sampai musik yang membuatku tanpa sadar turut bertepuk tangan mengikuti iramanya. Siapa bilang Wes Anderson tidak bisa menyutradarai film animasi? Fantastic Mr Fox adalah buktinya!
Read More

Kamis, 18 Maret 2010

"UP" (2009)


SEUMUR hidup, Carl Fredricksen (Edward Asner) selalu memimpikan sebuah petualangan besar. Ia selalu ingin menjelajahi daerah-daerah baru dan pergi berkeliling dunia. Sayangnya hingga ia berusia 78 tahun, semua itu hanya sekedar impian saja dan tak pernah jadi kenyataan.

Setelah istrinya meninggal, Carl mendapat masalah baru. Rumahnya akan digusur dan ia terancam berakhir di panti jompo. Merasa tak ada lagi yang bisa menghalanginya melakukan petualangan seperti yang ia impikan, Carl pun bertekad membawa rumahnya pergi mengelilingi dunia. Untuk mencapai tujuannya, Carl mengikatkan ribuan balon ke rumahnya dan menjadikan seluruh rumahnya sebuah balon terbang.

Celakanya, ada satu yang tak ia perhitungkan sebelumnya. Tanpa ia sadari, ternyata Russell (Jordan Nagai), anak berusia delapan tahun yang punya rasa ingin tahu berlebihan, ternyata ikut terbawa dalam perjalanan. Akhirnya, mau tak mau Carl harus membawa pergi Russell juga dan berharap bahwa mereka tak akan terlibat masalah besar karena ulah Russell ini.

Siapa yang tak kenal Pixar. Perusahaan animasi yang dipelopori oleh Steve Jobs, petinggi Apple, ini memang adalah perusahaan animasi yang selalu menyajikan film animasi berkualitas tinggi. Kalau tak percaya, lihat saja WALL-E yang berhasil memukau penonton dengan animasi nyaris tanpa dialog ini. Kesuksesan Pixar tak berhenti sampai di sini, kali ini Pixar kembali menawarkan animasi dengan konsep yang berbeda dari WALL-E.

Film berjudul singkat, ‘UP’, ini berkisah tentang sebuah kondisi yang sebenarnya hanya akan dimengerti oleh orang dewasa saja namun dengan pengolahan alur cerita yang menarik, konsep itu tak akan sulit diterima anak kecil dengan penalaran yang masih terbatas. Ide tentang mimpi yang tertunda, kehilangan orang yang dicintai dan kekecewaan yang kadang membawa berkah memang tak mudah dicerna anak-anak namun di situlah keunggulan film ini. Menyederhanakan konsep yang rumit itu.

Soal kualitas animasi, barangkali tak perlu dibahas lagi. Seperti biasa, Pixar tak akan melepas sebuah film animasi tanpa pengerjaan yang benar-benar sempurna. Didukung oleh pengisi suara yang sama handalnya maka lengkap sudah senjata film ini untuk merebut minat pasar. Karena penuangan ide yang brilian maka jelas range penonton film ini pun tak akan terbatas pada anak kecil saja. Orang dewasa pun dapat menikmati film ini tanpa merasa bosan. Range usia penonton yang lebar ini pun terwakili oleh dua karakter utama yang berbeda usia tujuh puluh tahun.

Pendek kata, durasi film sepanjang 89 menit seolah berlalu dengan cepat karena sepanjang film penonton akan dimanjakan dengan suguhan visual yang apik, karakter yang cukup kompleks dan terlihat hidup, pengisian suara yang benar-benar menjiwai, dan tentu saja sebuah cerita yang menghibur namun juga memberikan sedikit pencerahan buat mereka yang sedang dirundung duka.(int/ekk)
Read More

"Up" Film Animasi Terbaik

Los Angeles (ANTARA News) - Film petualangan produksi Disney/Pixar meraih penghargaan film animasi terbaik Oscar Minggu waktu setempat. Oscar untuk "Up" menjadikan Pixar Animation Studios, yang dibeli dari Walt Disney Co tahun 2006, terdepan dalam animasi dengan lima Oscar sejak penghargaan pertama diberikan tahun 2002.

Sutradara "Up" Pete Docter menerima penghargaan mewakili studio dan tim animasi.

"Saya tak pernah bermimpi bila flipbook buku matematika kelas tiga saya akan membawa saya pada ini," kata Docter, seperti dikutip dari Reuters.

Flipbook adalah animasi kasar yang sering dibuat anak-anak dengan menggambar pada serangkaian lembar kertas yang tampak bergerak saat halaman dibalik.

"Up" dirilis Mei tahun lalu dalam bentuk 3-D dan meraih pendapatan lebih dari 700 juta dolar di box office seluruh dunia.

Film itu bercerita mengenai seorang tua bernama Carl yang susah diatur dan anak laki-laki bernama Russell. Keduanya terbang dalam sebuah rumah yang terikat pada balon helium. Ed Asner mengisi suara Carl.

Mereka mendarat di Amerika Selatan dan bertemu penjelajah lanjut usia dan terkucil bernama Charles Muntz. Muntz memiliki misi hidup untuk menemukan burung langka yang tidak bisa terbang.

Waktu kecil Carl mengidolakan Muntz. Namun, di hutan Amerika Selatan yang terpencil dia mengetahui bahwa sang penjelajah lebih menyeramkan dari yang dia bayangkan.

"Up" juga mendapat nominasi film terbaik, satu-satunya film animasi selain "Beauty and the Beast" yang mendapat nominasi itu."Up" juga mendapat nominasi skenario asli terbaik, musik asli terbaik dan sound editing terbaik.

Para pengamat Hollywood sudah berharap "Up" menang Oscar untuk kategori film animasi terbaik. Kategori film animasi terbaik diperbanyak dari tiga film menjadi lima film. Lainnya adalah "Coraline", "Fantastic Mr. Fox", "The Princess and the Frog" dan "The Secret of Kells".

Dalam Academy Awards tahun ini, "Up" menjadi satu-satunya nominee yang dibuat dengan CGI (Computed-Generated Imagery). "The Princess and the Frog" , "The Secret of Kells" ,"Coraline" dan "Fantastic Mr. Fox" dibuat dengan teknik stop-motion.

Docter memperoleh enam nominasi Oscar sepanjang kariernya termasuk untuk skenario film "WALL-E" tahun 2008 dan untuk "Monster Inc" tahun 2001.

Pesaing terdekat Disney/Pixar untuk film animasi terbaik adalah adalah DreamWorks Animation SKG yang sudah punya dua kemenangan.

Tahun ini "Up" menang film terbaik Annie Award (penghargaan untuk industri film animasi) dan juga memperoleh Golden Globe(ENY/A038)
Read More